Kue Tradisional Kampar yang Kaya Rasa dan Makna
Palito Daun adalah salah satu makanan tradisional khas Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, yang mencerminkan kekayaan kuliner Melayu tua di wilayah tersebut. Kue ini memiliki bentuk persegi kecil, dengan permukaan berwarna putih dan disajikan dalam wadah daun pisang yang telah dibentuk kotak. Di bagian bawah kue, terdapat potongan gula aren atau gula enau yang mencair saat dikukus, menyerupai “palito” atau sumbu, inilah yang menjadi asal-usul nama Palito Daun.
Meski memiliki kemiripan bahan dengan kue tradisional lainnya seperti Talam dan Lemang Basuong, Palito Daun memiliki keunikan tersendiri, terutama dalam bentuk penyajian dan isian gulanya yang memberikan kejutan rasa manis khas di bagian dasar.
Asal Usul Nama dan Filosofi
Dalam bahasa Kampar, palito berarti pelita atau sumbu, sementara daun merujuk pada daun pisang yang digunakan sebagai pembungkus. Saat kue ini dibuka, terlihat bahwa bagian bawahnya berwarna coklat kehitaman karena melelehnya gula aren, menyerupai sumbu lampu minyak. Keunikan visual ini yang menjadikan masyarakat menyebutnya Palito Daun.
Lebih dari sekadar makanan, kue ini menjadi simbol warisan budaya kuliner masyarakat Kampar yang erat kaitannya dengan hasil alam lokal seperti beras, kelapa, dan gula enau.
Bahan-Bahan Pembuatan Kue Palito Daun
Berikut bahan yang digunakan untuk membuat Palito Daun:
- Tepung beras – 250 gram (1/4 kg)
- Kelapa parut – dari 1 buah kelapa ukuran sedang
- Santan – 3½ hingga 4 gelas (sekitar 100 cc air per gelas)
- Vanili bubuk – 1 bungkus
- Gula enau/gula aren – 2 batang (atau disebut sokou dalam istilah lokal)
- Gula pasir – 2 hingga 3 sendok makan
- Daun pandan – 2 lembar
- Jagung manis – 1 tongkol kecil
- Garam – 1 sendok teh datar
Cara Pembuatan
- Membentuk Kotak Daun Pisang
Daun pisang dipotong persegi 9×9 cm, dilipat tiga lembar secara panjang, lalu dibentuk menjadi wadah kotak kecil sebanyak yang dibutuhkan. - Menyiapkan Gula Isian
Gula enau dipotong berbentuk dadu kecil. Setiap kotak daun pisang diisi dengan 2-3 potongan gula ini. - Mengaduk Adonan
Tepung beras dicampur dengan gula pasir, garam, vanili, dan santan. Aduk hingga rata dan tidak menggumpal. - Proses Mengukus
Panaskan air dalam dandang (kukusan). Tuang adonan ke dalam botol plastik bekas air mineral agar mudah dituang ke kotak daun. Aduk setiap kali akan dituang. - Mengisi dan Mengukus
Tuang adonan ke dalam kotak daun yang telah berisi gula. Kukus hingga setengah matang, lalu tambahkan jagung dan potongan daun pandan sebagai hiasan. - Penyajian
Setelah matang, Palito Daun disajikan di atas piring dalam keadaan hangat atau dingin sesuai selera.
Pelestarian Kuliner Tradisional
Palito Daun bukan hanya kue rumahan, tetapi juga pernah meraih pengakuan nasional. Pada tahun 2013, kue ini berhasil mencatatkan rekor MURI (Museum Rekor-Dunia Indonesia) dalam sebuah festival kuliner di Riau sebagai bagian dari upaya pelestarian makanan tradisional. Keikutsertaan masyarakat dalam mempertahankan resep asli dan teknik tradisional menjadi faktor penting dalam menjaga eksistensi kue ini di tengah modernisasi pangan.
Kue Palito Daun adalah bagian dari identitas kuliner Kampar yang sarat makna dan kaya rasa. Kehadirannya di berbagai acara adat, perayaan hari besar, atau sebagai suguhan tamu, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari warisan budaya Melayu Kampar yang patut dijaga dan dikenalkan ke generasi muda.
Referensi:
- Riauku.wordpress.com (2013). Kue Khas Daerah Palito Daun Raih Rekor MURI.
- Wawancara dan catatan tradisi lisan masyarakat Kampar.